Namaku Rian, aku seorang pegawai swasta di bandung. Baru sebulan ini aku pindah kantor, alasannya klasik, soalnya kantor baruku ini memberi gaji yang jauh lebih tinggi dari kantorku yang lama. Sebenernya sih aku agak heran dengan kantor baruku ini, soalnya waktu wawancara dulu gaji yang aku ajukan tidak ditawar sama sekali, langsung setuju ! Emang sih aku agak nyesel kenapa gak nawarin yang lebih tinggi lagi, tapi aku sadar diri, untuk posisi yang aku tempati sekarang aja, gajiku tergolong sangat tinggi.
Hari itu hari jumat, setelah makan siang, HPku tiba-tiba berdering. Itu dari Bu Ita, manager keuangan yang dulu menyetujui gaji yang aku ajukan. Mengingat “jasanya” dia ke aku, tentu aja aku sangat menghormati dia.
“Halo bu, selamat siang” sapa saya menjawab telpon.
“Halo rian..” jawab dia riang sekali.
“Ada yang bisa saya bantu ?” tanya saya, basa-basi sih.
“Ah enggak cuma ngecek kamu aja. Dah makan siang ?” tanyanya ramah.
“Oh sudah bu, baru aja” jawabku.
“Gimana kerja disini, ada masalah ?” tanya bu ita lagi.
“Wah enggak bu, tapi memang saya baru mulai sih, baru membiasakan diri dengan keadaan kerja disini” jawab saya singkat.
“Gimana gajinya, dah cukup ?” tanyanya dengan suara menggoda.
“He..he..he.. maunya sih tambah lagi bu” jawab saya sambil tertawa.
“Hah.. segitu aja udah tinggi kan ?” balas bu ita sedikit kaget.
“Iya bu, becanda tadi..” jawabku singkat.
“Oh.. kirain.” jawabnya. “Eh rian nanti sore sehabis kantor kamu ada kerjaan gak ?” tanya bu ita.
“Enggak kayaknya bu, ada apa emangnya” tanyaku sedikit heran.
“Hmm.. ada yang ingin saya bicarakan, agak pribadi sih, makanya saya ingin bicaraiinnya sehabis kantor aja nanti” jawab bu ita.
“OK bu, saya gak ada janji untuk sore sampe malem nanti” jawab saya.
“OK nanti aku tunggu di kafe xxx nanti sore” kata bu ita.
“OK bu” jawab saya.
“Ok kalo gitu, oh iya, golongan darah kamu apa ?” tanya bu ita sebelum mengakhiri pembicaraan.
“B” jawabku penuh kebingungan.
“Perfect ! OK deh aku tunggu nanti sore” kata bu ita lalu menutup telponnnya.
Sejenak aku terdiam penuh kebingungan, tapi aku kembali bekerja sebab pekerjaanku lumayan menumpuk.
Setelah pulang kerja aku arahkan mobilku ke kafe xxx yang dijanjikan tadi. Dalam perjalanan aku diselimuti kebingan yang amat sangat. Bu Ita… Ada apa manager keuangan kantorku itu mau menemuiku, soal urusan pribadi lagi. Dan yang paling membuatku bingung adalah dia sempat menanyakan golongan darahku, untuk apa ?
Sebagai informasi, Bu ita berumur sekitar 34-35 tahun. Masih cukup muda untuk menjadi manager keuangan, tapi memang dia berasal dari keluarga yang berteman dekat dengan pemilik perusahaanku. Ditambah lagi suaminya, pengusaha yang dulu jadi sahabat pak Faisal presdir perusahaanku sewaktu kuliah.
Oh iya bu ita sudah bersuami, tapi sayang mereka belum dikaruniai anak. Tapi mungkin karena hal itu bu itu terlihat masih seperti wanita muda. Badannya tinggi ku taksir 170 an, ramping tanpa lemak. Kulitnya kuning langsat dengan rambut lurus sebahu. Matanya berbinar selalu bersemangat dan bibir tipisnya itu selalu menarik perhatiannku. Hanya ada satu kata yang dapat mewakili bu ita… Cantik.
Sesampainya di kafe xxx, aku melihat bu ita melambai kearahku dari meja yang agak dipojok. Kafe itu memang agak sepi, pelanggannya biasanya eksekutif muda yang ingin bersantai setelah pulang kerja.
“Sore bu, maaf agak terlambat” kataku sambil menyalaminya.
“Oh gak pa-pa” kata bu ita sambil mempersilakkan aku duduk.
Selanjutnya aku dan bu ita mengobrol basa-basi, bercerita tentang kantor, dari yang penting sampe gosip-gosipnya. He..he..he.. gak guna banget.
Setelah beberapa lama akhirnya aku mengajukan pertanyaan. “Oh iya bu, sebenernya ada apa ya mengajak saya bertemu disini” tanyaku memulai.
“Oh iya” jawabnya. Mendadak wajahnya sedikit pucat.
Beberapa saat ibu ita terdiam. Kemudian mulai berkata “Begini Rian, kamu tau kan kalo aku sudah berkeluarga ?”. Aku menganguk kecil untuk menjawabnya.
“Tahun ini adalah tahun ke 10 pernikahanku” lanjutnya. Kemudian dia mengeluarkan sebuah foto dari dalam dompetnya. “Ini foto suamiku waktu sebelum nikah, gimana mirip kamu gak ?”
“He..he..he.. kayak ngaca” jawabku sambil mengembalikan foto tersebut. Sebenernya aku makin bingung arah pembicaraan bu ita.
“Kamu tau kan aku dan suamiku belum dikaruniai anak ?” tanyanya lagi
“Iya…” jawabku bingung.
“Jadi begini rian, aku dan suamiku sudah mencoba beberapa cara. Tapi belum berhasil. Sedang umurku semakin bertambah, makin sulit untuk bisa punya anak. Memang kami sudah tau masalahnya ada disuamiku dan dia sekarang dalam terapi pengobatan, tapi mungkin suamiku butuh bantuan lain….. dari kamu” kata bu ita.
“Bantuan dari saya ? maksudnya bu ?” tanyaku yang sudah dipuncak kebingungan.
“Mungkin kamu bisa bantu suamiku untuk membuahi aku” katanya pelan.
“Maksudnya saya menyumbang sperma untuk bayi tabung ibu dan suami ibu ?” tanyaku tergagap.
Bukan, aku sudah pernah coba cara itu dan gagal. Sperma suamiku terlalu lemah. Kalau aku ulangi sekarang tentu suamiku curiga. Lagi pula sulit untuk menukar sperma suamiku dengan spermamu nanti” jawab bu ita.
“Jadi ?” tanyaku lagi.
“Aku pingin kamu meniduri aku, membuahi aku sampai aku hamil” jawabnya singkat.
Aku cuma bisa ternganga terhadap permintaan bu ita yang ku anggap sangat gila itu.
Tenang, jangan takut ketahuan. Kamu mirip sekali dengan suamiku, apalagi golongan darah kalian sama, jadi anak yang lahir nanti akan sulit sekali diketahui siapa ayah sebenarnya.” kata bu ita meyakiniku. Akhirnya terjawab kenapa dia tanya golongan darahku tadi. Mungkin alasan bu ita begitu gampang menyetujui waktu aku wawancara dulu salah satunya adalah rencana ini…
“Trus bagaimana kita melakukannya ?” tanyaku setelah menenangkan diri.
“Kamu ada waktu malem ini ? Kebetulan suamiku lagi keluar kota sampai besok.”tanya bu ita.
“Aku available.” jawabku.
Kemudian bu ita menelpon kerumahnya, memberitahukan pembantunya dia tidak pulang malam itu sambil memberi alasan. Kemudian dia mengajakku ke hotel xxx. Setelah cek in, kami langsung masuk kamar.
Didalam kamar, tidak ada pembicaraan yang berarti. Bu ita langsung ijin untuk mandi, setelah dia selesai, gantian aku yang mandi.
Setelah aku keluar dari kamar mandi, aku melihat bu ita yang hanya memakai bathrobe tiduran sambil menonton tv. Aku kemudian duduk di pinggiran tempat tidur.
“Bagaimana, kita mulai ?” tanyaku dengan perasaan gugup. Soalnya biasanya aku ML tujuannya cuma untuk senang-senang, bahkan pakai alat kontrasepsi agar pasangan MLku tidak hamil. Kalau ini malah tujuannya pengen hamil.
“OK” jawab bu ita kemudian bergeser memberi aku tempat untuk naik ketempat tidur.
Aku berbaring disampingnya kemudian berkata “Bu, mungkin tujuan kita supaya ibu bisa hamil, tapi apa bisa kita melakukan persetubuhan ini seperti layaknya orang lain yang mencari kepuasan juga ?”
“Gak pa-pa sayang…” jawab bu ita. “Aku rela kok kamu tidurin. Malah sejujurnya kamu tuh bangkitin nafsuku banget. Ngingetin aku diawal-awal pernikahanku” jawab bu ita nakal.
Aku kemudian mengecup dahi bu ita, sesuatu yang selalu aku lakukan sebelum meniduri wanita. Bu ita terseyum kecil.
Kemudian aku mengecup bibir bu ita. Bibir tipis yang selalu menarik perhatianku itu ternyata nikmat juga. Kemudian aku mulai mencium bibirnya lagi, kali ini lebih lama dan lebih dalam. Sambil mencium bibir mu ita, tanganku mulai bergerilya. Pertama-tama aku elus rambutnya, bu ita membalas dengan sedikit meremas kepalaku. Kemudian tanganku turun untuk mengelus-elus tubuhnya, walaupun masih dari luar bathrobe.
Masih sambil berciuman, perlahan aku buka tali bathrobenya. Setelah membuka sebagian bathrobe bagian atasnya, aku langsung mengelus payudaranya, ternya bu ita sudah tidak memakai bra. Awalnya aku hanya mengelus, tapi kemudian berubah menjadi meremas. Payudaranya masih kenyal, walaupun sudah sedikit turun, tapi sangat nikmat untuk diremas.
Kemudian aku mulai memilin-milin putingnya. Bu ita merintih pelan, kemudian melepaskan ciuman. Aku kemudian turun sedikit untuk mulai menjilati puting bu ita. Aku muail menjelati puting yang kiri sedang payudara yang kanan aku remas dengan tangan. Kemudian berganti aku menjilati yang kanan sambil meremas payudara yang kiri. Sesekali aku gigit-gigit kecil, tapi sepertinya bu ita tidak terlalu suka, dia lebih menyukai aku menyedot kencang putingnya.
Tangan kananku kemudian turun kebawah untuk membuka bathrobe bagian bawahnya hingga tubuhnya terlihat semua. Bathrobe hanya menyangkut di tangannya. Tanganku mulai mengelus pahanya. Perlahan aku buka sedikit pahanya untuk mengeluspaha bagian dalamnya, begitu mulus kulit bagian itu.
Tanganku naik keatas menuju selangkangan, ternyata bu ita masih memakai CD. Aku tak mau langsung ke vaginanya hingga tanganku beralih ke pantatnya. Aku meremas pantat yang bulat ini dari dalam CDnya, sebab aku selipkan tanganku ke dalam celananya.
Jujur aku adalah penggemar pantat dan pinggul wanita. Apalagi wanita seperti bu ita ini. Pinggulnya ramping tapi pantatnya besar membulat.
Perlahan remasan kepantat bu ita aku alihkan ke depan. Di garis vaginanya aku merasa sudah banyak cairan yang keluar dari vaginanya. Kemudian aku mengelus vaginanya mengikuti garis vagina. Perlahan aku tusuk vaginanya dengan jari tengahku.
Tubuh Bu ita tersentak, pinggulnya diangkat seperti mengantarkan vaginanya untuk melahap jariku lebih dalam. Jariku aku keluar masukkan perlahan, bu ita merintih semakin keras.
Aku turun kebawah, ingin menjilat vaginanya. Tapi Bu Ita menahan tubuhku. “Gak usah rian, aku malu” kata Bu Ita. “Langsung masukin aja sayang, aku dah gak tahan” lanjut bu ita.
Aku memposisikan tubuhku diatas bu ita. kemudian aku lebarkan pahanya nsehingga selangkangannya terbuka lebar. Aku arahkan penisku ke vaginanya. Perlahan aku usahpak penisku ke permukaan vaginanya, tapi bu ita memandangku dengan penuh harapan supaya aku cepat memasukkan penisku ke vaginanya.
Perlahan aku dorong penisku untuk measuk ke vaginanya. Vaginanya masih seret, mungkin karena belum pernah melahirkan. Aku mulai mengeluar masukkan penisku dari vaginanya, sedangkan bu ita merintih keras setiap penisku menghujam vaginanya.
Sesekali aku mencium bibirnya, tapi dia lebih suka merintih sambil memejamkan matanya menikmati setiap gesekan vaginanya dengan penisku. Tangan bu ita mencengkram bahuku, sepertinya dia ingin tubuhh kita bergesekan keras agar payudaranya tergesek oleh dadaku.
“Mas terus mas, terus…” rintih bu ita. Sepertinya dia membayangkan suaminya yang menyetubuhinya. Sebenernya aku agak cemburu, tapi aku pikir-pikir lebih baik daripada dia merintih memanggil namaku, nanti dia kebiasaan bisa berabe kalau dia memanggil namaku waktu bersetubuh dengan suaminya.
Tiba-tiba tangan bu ita mencengkram pantatku seakan membantu dorongan penisku agar lebih kuat menghujam vaginanya. Pinggulnya pun semakin aktif bergerak kekanan-kekiri sambil kadang berputar. Sungguh beruntung aku bisa menikmati tubuh molek bu ita yang sangat ahli bercinta.
Tiba-tiba tangannya menekan keras pantatku kearah vaginanya. Sepertinya dia sudah orgasme. Tubuhnya menegang tidak bergerak. Akupun menghentikan pompaanku ke vaginanya sebab tangannya begitu keras menekan pantatku.
Setelah tubuhnya berkurang ketegangannya aku mulai pompaanku perlahan. Cairan orgasmenya membuat vaginanya semakin licin. Memang vaginanya jadi berkurang daya cengkramnya, tapi kelicinannya memberikan sensasi yang berbeda.
Aku mengangkat tubuhnya untuk berganti posisi. Tapi bu ita menolak sambil berkata “Rian please, kali ini gaya konvensional aja ya… aku pengen nikmatin… besok-besok ya”. Aku meletakkan tubuh bu ita lagi.
Goyangan pinggulnya makin menggila, begerak kekiri dan kekanan, tapi aku paling suka saat berputar. Sungguh hebat goyangan bu ita. Mungkin itu goyangan terbaik dari wanita yang pernah aku tiduri.
Tangannya kembali menekan keras pantatku, bu ita sudah sampai di orgasme keduanya. Tubuhnya sangat tegang kali ini, sampai perlu lama untuk kembali normal. Setelah berkurang ketegangannya, aku berkata “Bu apa kita sudahin dulu ? kayaknya ibu sudah lemas sekali.” kataku.
“Gak pa-pa rian, aku pengen sperma kamu, terusin aja.” jawab bu ita.
Aku mulai memompa lagi vaginanya dengan penisku. Kali ini vaginanya sudah benar-benar basah. Bu ita sudah mengurangi gerakannya, mungkin dia sudah terlalu lemas.
Aku konsentrasikan pompaanku ke vaginanya hingga bu ita mulai merespon lagi. Sebenarnya aku sudah dikit lagi ejakulasi saat bu ita tiba-tiba berteriak kencang
“Arrrhgh….. rian gila enak banget” jeri bu ita sambil menjepit tubuhku dengan kedua pahanya.
“Adu gila rian…. aku dah 3 kali keluar kamu belum keluar juga. Ayo dong rian, aku cari pejantan bukan cari gigolo…” kata bu ita lemah.
AKu sebenernya kasian dengan bu ita, tapi aku juga sedikit lagi ejakulasi. Aku goyang perlahan penisku. Kali ini aku benar-benar konsentrasi menggapai orgasmeku. Tak berapa lama aku merasa spermaku sudah sampai diujung penisku.
“Bu saya dikit lagi keluar bu.” kataku sambil meniukmati sensasi luar biasa. Bu ita membantu dengan menggoyangkan pinggulnya sambil menahan pantatku agar penisku tidak lepas dari vaginanya.
“Agkh….”, crot..crot..crot..crot empat kali spermaku ku siram derask ke liang vaginanya. Bu ita menahan pantatku kuat-kuat agar spermaku masuk kerahimnya dalam-dalam.
“Tahan sebentar rian, supaya spermanya masuk semua” kata bu ita sambil menahan pantatku kearah selangkanyannya. Setelah beberapa menit baru bu ita melepaskan cengkramannya. Aku kemudian merebahkan tubuhku disampingnya.
Malam itu aku menggagahi bu ita sampai 3 kali. Sama seperti yang pertama, aku tumpahkan seluruh spermaku ke liang vaginanya. Setelah itu persetubuhannku dengan bu ita jadi acara rutin. Minimal 2 kali seminggu aku menyetubuhinya. Aku bahkan dilarang bersetubuh dengan wanita lain, agar spermaku benar-benar 100% masuk ke rahimnya.
2 bulan kemudian bu ita positif hamil, tapi sampai saat ini, saat kehamilannya memasukki bulan ke 3, aku masih rutin menyetubuhi bu ita. Sepertinya bu ita tidak bisa menolak kenikmatan digagahi olehku, dan aku tentu aja gak mau kehilangan goyangan dasyat bu Ita.,,,,,,,,,,,,,,
Dalamnya lautan mungkin masih bisa di ukur. Namun dalamnya hati manusia siapa yg bisa mengukur. Manusia memang cenderung memilih hal yg bikin mereka bahagia ketimbang yg membuat mereka frustasi dan derita.
Misery is not my friend
(penderitaan bukan temanku)
Sambil berusaha mencari pendamping hidup aku per banyak teman.
Banyak teman berarti banyak cinta.
Banyak cinta berarti banyak kemudahan.
Dan aku tidak pernah memilih milih dalam berteman. Dengan siapa pun aku tertawa, berbagi, bercanda dan saling tukar pengalaman hidup. Dengan mamang kuli, petani, pedagang, boss, saudagar ataupun dengan pejabat pemerintahan.
Aku lebih banyak dekat dengan teman teman yg lebih tua daripada dengan yg sebayaku. Mereka punya banyak pengalaman. Ilmu dan kesabaran yg lebih bisa ku ambil pelajaran.
Aku kangen dengan teman-teman ku yg ada dikampung sana. Mereka sering nelepon kapan aku pulang. Bulan besok aku memang ingin pulang ke kampung halamanku dipinggiran kota. Melepas rindu dengan mereka.
Salah satu alasan mengapa aku sekarang lebih sering di kota B dari pada kampung halaman, karena berusaha untuk tidak lagi mengingat ingat memoriku lagi bersama may. Mungkin bagi anda yg pernah putus hubungan pernah merasakan hal ini.
Manakala kita datang ke tempat dengan orang yg pernah kita pakai untuk bemesraan. Memori ingatannya sangat tajam. Akan sangat teringat saat saat bersamanya. Tiba tiba Galau mendadak kaya orang jatuh dari curam. Hahaa.
Sad But True.
Lagu Metallica itu memang sangat pas menggambarkan perasaanku setiap kali pulang melihat bengkel yg lama itu.
Meskipun aku sendiri. Namun karena banyak kesibukan dan kegiatan hidup ku sangat ramai. Teman temanku silih berganti mampir kerumahku. Ada mak sumi yg menjadi pembantu dirumahku. Dia udah seperti orang tua keduaku. Umurnya yg sudah renta namun amat sangat baik mengurus rumahku.
Ditengah usahaku dalam mencari pendamping hidup, aku terus mengembangkan karir usaha. Sering kakak kakaku datang kemari membantu melancarkan usahaku. Bahkan kakakku ada yg menjadi dokter. Dia bahkan lebih semangat didunia usaha daripada di dunia medisnya.
Blood Running From the Family.
Karena memang sudah darah dari keluarga, mangkanya passion kita memang ke dunia usaha. Yah masing masing orang punya cara tersendiri dalam menjalani kebahagiaan hidupnya. Seperti dalam film will Smith bilang
“Pursuit Of Happiness”
(Mengejar Kebahagiaan)
Apapun yg membuat anda bahagia, jalankan dengan dengan senang hati, maka anda akan bahagia dengan cara anda sendiri.
______-_________
Akhir akhir ini aku sering mengikuti seminar tentang pengembangan usaha property. Tak pernah satu pun seminar seminar tentang property ku lewati. Aku haus akan ilmu. Mungkin karena ketekunan inilah aku bisa mengembangkan properti cluster kecil kecilanku. Yah. Sekedar mengisi waktu luang dengan kegiatan positif.
Ketika Sedang asik asiknya aku menyimak pembicara orator. Ada yg memberiku pesan. Aku kaget membaca pesan bahwa pak malik sekarang lagi ada dirumah sakit karena sakit komplikasi . Tak menyangka waktu sakit itu selalu datang tiba tiba. Tak memandang siapa dan dimana. Waktu itu sudah pukul delapan malam. Aku berniat akan menengok pak Juragan setelah seminar ini. Aku memberitahu bu Elis, bahwa aku sedang berada ditengah tengah seminar.
“maaf bu, ryan lagi seminar. kayanya ryan nengoknya malem.”
“ya ga apa apa yan . Si bapak dikamar vvip inih, jadi nengoknya jam berapa aja bisa . Mw nengok tengah malem juga boleh hihi.”
“oohh kalo gitu enak atuh bu.. Emang si bapak masuknya kapan..?”
“Tadi siang, mungkin sekarang dikamar bapak lagi banyak tamu, ibu pulang dulu nih ambil baju buat nginep , mw berangkat lagi nih sekarang.”
“ohh oke ryan kesana”
“iyah, ditunggu yah”
Kututup teleponku.
Sehat itu Mahal. Itu alasannya kenapa kita disuruh rajin olah raga dan menjaga pola makan. Makanan Indonesia memang enak enak, rasanya juga ber kolesterol semua hahaa. Aku tersenyum kecil ditengah seminar seminar ini.
Seminar ditutup jam sepuluh malam. Aku bergegas keluar untuk makan malam dan membeli buah buahan untuk yg sakit dan membeli sedikit kueh. Sengaja aku tidak buru buru, karena tau kalo di kamar vvip kita bisa datang menengok jam berapa aja.
Selesai makan dan belanja buah serta kueh, aku bergegas ke rumah sakit. Sekitar pukul sebelas aku datang ke rumah sakit. Sudah terlihat sepi disana. Aku tanya ke bu haji no kamar serta lantai. Dia bilang bahwa anaknya baru pulang dan aku disuruh datang ke kamar yg dituju. Bu Juragan pun menitip makanan, karena dia tak bisa meninggalkan suaminya. Aku mampir ke kantin untuk membeli makan malam.
Sampai diatas, terlihat sangat sepi disana. Aku sudah didepan pintu kamar pak haji malik, ku ketuk.
Assalamualaikum ”
“walikumsalaam.. Ehh ryan udah dateng”
Ternyata tinggal bu Elis yg disana
“loh koq jaga sendirian bu”
“iya udah pada pulang yan, tadi mah rame banget disini.. Baru tadi anak ibu pulang”
Terlihat santai dan cantik bu Juragan malam ini. Dia memakai terusan warna Ungu dengan sleting didepan. Tercium sangat wangi parfumnya.
“maaf bu ryan datengnya malem..”
“iya ryan gpp.. Makasihh lohh udah nengok. Padahal mah ga usah bawa apa yan. Udah ditengok juga makasih”
“ahh.. Biarin bu.. Ryan sengaja pulang dari seminar kesini dulu mampir.”
Sangat luas ruang vvip ini. Ruangan mewah ini dilengkapi kamar mandi yg luas. Viewnya kelap kelip lampu kota yg terlihat dari kaca jendela di belakangnya. Terlihat indah lampu malam itu. Disitu ada kursi yg merangkap sebagai tempat tidur untuk penjaga.
“makan dulu bu, nih ryan udah beli tadi.”
“aduuh makasih ryan.. Silahkan duduk dulu.. Nanti ibu ambilkan air.”
Aku melihat pak Malik dia tertidur, namun bangun sebentar untuk menyalamiku. Aku suruh dia istirahat. Ternyata dia tertidur lagi.
Aku ngobrol dengan ibu Elis yang dibawah sedang makan. Kutanya tanya tentang penyakitnya, dia bilang hasil labnya akan di beritahu besok karena tadi baru cek darah. Bu Juragan pun bercerita kalo pak Malik paling anti obat dokter. Dia tetap ingin memakai jalur alternatif.
Lama aku mengobrol dengan bu haji, kami becanda tertawa bersama tak terasa waktu sudah memasuki tengah malam
Selama mengobrol aku mencium wangi parfumnya . Dasternya juga sedikit tersingkap, aku melihat betisnya. bongkahan susunya sangat besar dibalik daster kuning itu. Karena sudah malam aku mengobrol dengannya bisik bisik.
“kamu sering begadang yah”
“sering bu, biasa anak muda”
“Ibu juga sekarang tidurnya malem”
“jangan malem malem bu ga sehat”
“lah kamu ngapain sering begadang”
“bu Juragan mah enak, mw tidur jam berapa juga ada yg merendein. Lahh saya mah merana in”
Bu Elis ketawa. Dalam bisik Aku terus bertanya tentang hal personal kepadanya.
“Bu.. Emang bapak udah sembuh diabetesnya”
“belum kayanya yan. Mangkanya masih menunggu hasil lab
“dasar sakit yah bu, datang tiba tiba,”
“yah begitu lah. Mangkanya kamu harus jaga kesehatan.”
Aku melihat ke arah suaminya
“kalo menurut ibu gimana. Pak juragan udah sembuh belum”
Si ibu tersenyum ia
“kayanya belum”
“belum sembuh”
“iya”
Ia melirik ke arah suaminya sambil berbisik.
“soalnya waktu terakhir maen…… Masih Lembek…. Ga masuk…”
Kontolku mendadak ngacung keras mendengar suara bisikkannya. Begitu seksi dan mengundang suaranya.
Aku memperhatikan bongkahan susu montoknya dibalik daster ungunya. Aku berusaha untuk menghilangkan pikiran nakal ini. Namun tampaknya nafsuku tidak bisa.
“ryan temenin ibu jaga yah”
Dia melihat ke suaminya.
“Boleh.. Supaya ibu juga ga tidur. Buat temen ngobrol”
Bu Juragan duduk diatas kursi kasur itu. Aku pun pindah kesana. Lama kita mengobrol dalam bisik bisik sambil menonton tivi. Pak Malik nampaknya sudah tertidur lelap.
“ibu cantik banget malem ini”
Si ibu tersenyum. aku memperhatikan susuk wanita cantik setengah baya ini. Menjelang tengah malam aku semakin nafsu melihat wajahnya yg matang itu.
“ya udah kamu liatin ibu aja terus. Biar seger. biar kamu ga tidur,”
Aku tertawa. Si ibu juragan meregangkan duduknya. Kakinya di keataskan. Daster ungunya tersingkap. Pahanya yg mulus menjadi santapanku.
Hampir satu bulan tak bertemu. Singkapan pahanya yg mulus itu membuat nafsuku memuncak.
“licin amat bu pahanya”
ibu Juragan tersenyum “biar kamu ga ngantuk”
“buka dong”
“ini udah”
Aku berbisik….. “sleting dasternya”
“buka.. Supaya ryan ga ngantuk”
Bu Elis melihat ke tivi dan melihat ke arah suaminya, lama lama dia berbisik
“tutup dulu gordyn kasur bapaknya”
Aku berdiri untuk menutup gordyn yg mengelilingi kasur itu. Setelah tertutup, aku duduk kembali. agak gelap disana.
Si ibu memindahkan posisi duduknya kearahku. Kakinya di keataskan. Menghadap kepadaku. Paha mulusnya jadi makin terbuka. Lengan kanannya jadi sanggahan kepalanya. Lengan kirinya membuka seleting daster depan nya.
Zrrttttttttttttt..
Ohhh
Ia buka sedikit.
montokan susu nya terlihat menggunung dibalik bra hitam belang hitam putihnya.
Si ibu tersenyum dan berbisik
“udah seger belum”
Aku mengusap kontolku
“belum bu…..
” turunin lagi?”
“iya”
Sambil senyum dan melihat lihat ke arah suaminya yg masih tertutup gordyn. Ia buka sletingnya sampe perut
Zzrrtttttttt
Ohhh
Ia buka pinggiran dasternya, sehingga susu montok putih itu bisa lebih bebas kulihat.
Ku remas remas kontolku keras.
“sshhhh yg belang memang lebih enak bu.”
Si ibu tertawa menutup mulutnya.
Ada yg gerak. ibu Juragan menutup dasternya. Ternyata si bapak pindah posisi tidur nya.
ibu Elis melihatku lagi
“kayanya kamu udah seger”
“belum bu.. Buka lagi”
Si ibu membuka dasternya lagi. Sambil melihat ke arah suaminya, ia keluarkan kedua susunya secara bersamaan. Ohh mencuat susu montoknya tumpah ruah..terlihat nikmat puting coklatnya.
ku keluarkan kontolku. Kukocok kocok cepat.. ibu Elis menutup mulutnya.
Ia melihat ke arah suaminya sambil bilang
“ukurannya ga berkurang ”
Ssshhhhhh
Kukocok cepat dihadapannya , susunya mencuat keluar, sangat sangat terlihat nikmat bila ku sedot.
“kamu seneng belangnya. Apa seneng isinya”
Ia apitkan susu montoknya dengan kedua lengannya.
Ohhhh
makin membusung kedepan.
“ohhh seneng ngejilat putingnya bu Juragan”
Bu Juragan terkikik melihat ke sangeanku.
Sambil melihat ke arah suaminya. Aku jilat puting susu yg membusung itu.
Lick.. Ahh
Lick.. Ahh
Lick.. Ahh
Lick.. Ahh
Ibu wangi”
Lick.. Ahh ku kenyot susu kanannya
slruuuuppppppp
Sshhhhhhh. Berganti an kusedot susu kirinya.
Sshhhh ryaann.. Jangan keras kerrasss sshhh ahhhhhhhhhhhh ”
Lick..
Lick…
Kugigit kecil puting susunya. Ugghhhhhhhh.
Ku usap paha montoknya menjalarah menuju celana dalam nya hitamnya. Ku ludahi jariku. Kusingkap pinggiran celana dalam hitamnya. Ahhh memeknya ku colok dengan jariku nakalku.
Sshhhhhhh ahhhhh hmmpppppfftt
Shhhh shhhhh shhhhhhhhhhhh shhhhhhhhhhhh shhhhhhhhhhhh
Lick…
Lick…
Lick…
Lickk….
Ibu Elis menutup mulutnya, terus kusedot dan kujilati susunya bergantian. Ku masukan jari tengahku ke dalam. Bu Juragan mencengkram kepalaku kencang.
Ahhhhhhhhhhhh
Sshh ahh shhhh hhmmppptffttt
Ughhhhhhhhhhhhhhh hmmmmnppyttttt
Ahgggghh shhhhhhhh
Clek clek clek clekk
Ughhhhhh sshhhhhhhhh
Uhhhhhh Ughhhhhhhhhhhhhhh sshhhhhhhhh shhhhhhhhhhhh shhhhhhhhhhhh shhhhhhhhhhhh
“kamu nakal amatttttttt”
aahhhhhhhhhhhhhhhhhssssssshhhh
Ryaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh
Puas ku kocok memeknya dengan jariku.
Ku berdiri dari kursi. Ku kocok kocok kontolku di depan wajahnya. Ia menutup mulutnya.
“kamu nekat”
Susunya basah oleh ludahku. Lehernya berkeringat menambah penampilan seksinya. Si ibu pun mengarahkan tangan kanannya ke kontolku, ia remas kencang
“ahhhhhhhh shhhh”
“kontol nakal” bisiknya
Ia arahkan kontolku masuk ke mulutnya..
Plopp sssssssssssshhhh ahhhhhhhhhhhh
Ia masukan kepala kontolku. Ahhh ludah nikmatnya mulai membasahiku. Ku pegang kepalanya. Kudorong lebih jauh kontolku ke dalam.
Shhhh ahhh assshhh ahhhh” aku melenguh berbisik. Slruuppp slruuppp. Slruupp slruuuppp.. Koqq Koqq koqq koqq koqq koqq koqqq.
Ahhh kepalanya meliuk menyepong kontolku nikmat.
“Shhhhh.. Jangan lama lama sayang”
Ughh aku duduk kembali. Si ibu memposisikan dirinya dengan membelakangiku.
Ohh dasternya ia singkap ke atas. Terlihat pantat montoknya begitu menggunung dibungkus celana dalam hitamnya.
Ia mendesah kecil. Ku buka celana dalamnya. Ku posisi kan diriku duduk menyamping ke arahnya. Ku arahkan kontolku ke belahan memeknya. Kumasukkan perlahan
Ugggghhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh.”
ia menutup mulutnya rapat rapat. Sangat hebat ia bisa menahan jeritannya.. Ia cabut kontolku, ia berbalik sambil mengocok ngocok kontolku.
“ryan.. Ke kamar mandi aja.. Sshhh takut berisik…”
Bu Elis berjalan dari kursi ke kamar mandi.
Aku menyusulnya kesana.
Ku kunci pintu kamar mandi, ibu Juragan menonggeng didepan kaca toilet. Dasternya masih tersingkap ke atas. Ahh ku ewe memek itu dari belakang.
Ughhhhhhhhhhhhhhh ryaaann sshhhhhhhhh.
Kunyalakan keran toilet agar suaranya bisa meredam suara jeritan nikmatnya. Ku entot sambil kuremas susunya.
Uhhh uhhh uhhh sshhhhh uhhhhnshhhhh penuh sshhhh pennnuuuhhhh Oohhhhhhhhh sshhhh.
Kujilat kupingnya ssssshhhh dia makin kelojotan.
Sshhhhhhhh ahhh ahhh ahhh ahhhbahhh asshhhh ahhhhh ahhhhh ahhhh ahhhhh ahhhhh shhhhhh sssssssssssshhhh ahhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhh ssshhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhh.
Kerasnya suara air keran dan desahannya bersahutan.
Kucabut kontolku. Kududuk dikursi toilet. Bu Elis membuka dasternya.rambutnya sudah tak beraturan. Ia kangkangi kontolku. di ewe kontolku memasuki memeknya.
Ughhhhh sshhhhhhhh sshhhhhhhhhh shhhghhhhh shhhhhh ahhh asshhhhhhh ryaaaannn..
Kunaik turunkan pantatnya. Sambil kusedot susunya..
Ohhhhhhhhhhhh keringat mulai membasahi tubuh kami. Shhhhhhhhhhhh ahhhh
Sshhhh ahhh ssshhh ahhhh ahhhhhhhhhssshhh sshhhhh
Ugghh sayaaangg jangan shhhhh ahhhh lammaa lmaaa cpeett ahhhhhhhhhhhh shhhhhhhhhhhh ughhhhhhhhhhh shhhhhhhhhhhhhhhhhh.
Aku menuruti nasehat nya
Aku kelojotan tak kuat. Kontolku mulai berkedut. Muncrat laharku kedalam memeknya nya jauhh.. Oohhhhhhhhhhhhhhh myyyyy Gaaaawddd
Splash splash splash splashh splashhh splasshhh.
“Ahhhhhhhhhhhhh terasa kedutanku bergalon galon memenuhi rahimnya.
MUgghh ughhh ughhhh shhhh ahhh”
Ditengah memulihkan kesadaran kami masing masing. Kita saling cium mesra.
” ryaann.. Cepetan pulang sayang. ”
“makasih udah temenin ibu jaga dirumah sakit.”
Aku mengangguk, ku pakai bajuku. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua malam.
Bu Elis sudah keluar dari kamar mandi. Sebelum pamitan kucium bibirnya mesra. Aku pamit dia melemparkan senyumnya untukku.
Next Chapter (Waiting with ibu sahla”),,,,,,,,,,,,,,,,,